Oh ya, bandara Yogya juga langsung terhubung dengan stasiun kereta yang bisa membawa kita ke Klaten-Solo. Jalurnya kereta Prambanan Ekspress (Prameks). Atau kalau teman-teman sudah berniat jalan-jalan tetapi belum punya informasi apa pun, jangan kuatir, di bandara ada pusat informasi untuk wisatawan.
Obyek Wisata
Perjalanan pertama saya adalah ke Kraton - Istana Raja Yogyakarta. Disana saya mendengar sejarah Yogyakarta dari Pak Wagiman (abdi dalem merangkap pemandu wisata), mulai dari Sultan Hamengkubuwono I - X. Jujur, tidak semua informasi mampu saya serap karena ternyata segala sudut Kraton amat kaya dengan filosofi. Mulai dari jumlah tiang atau jumlah pohon beringin yang mengelilingi kraton harus 63 buah. Lalu motif lantai dan langit-langit yang berbentuk bintang bersudut 8, menandakan renovasi Kraton tersebut dilakukan oleh Sultan HB VIII. Bahkan, saya baru tahu bahwa Sultan HB IV adalah adik dari Pangeran Diponegoro (pahlawan nasional), tetapi beliau tidak bisa bertahta karena bukan lahir dari rahim permaisuri. Saya juga sempat ditunjukkan foto-foto Sultan HB IV - X, tetapi tidak ada foto Sultan HB I - III karena mereka memang tidak mau difoto. Mereka percaya bahwa foto bisa memendekkan usia.Malam hari, saya sengaja meluangkan waktu untuk menonton Sendratari Ramayana Ballet di Prambanan. Sekedar informasi, selama bulan Mei - Oktober, pertunjukannya diadakan di ruang terbuka (open air theatre) dengan latar Candi Prambanan. Tata cahaya yang apik jelas menambah hidup suasana. Untuk saya yang cukup familiar dengan cerita wayang Rama - Shinta sempat juga merasa lost di tengah-tengah cerita. Saya baru bisa mengerti setelah membaca ringkasan cerita yang disediakan. Seandainya dibuat penanda pergantian tiap babak/adegan, tentu akan akan lebih mudah dimengerti, terutama bagi wisawatan asing yang dari bisik-bisik sih sering bingung. Namun, secara keseluruhan saya puas. Exotic! ^_^
Kuliner & Oleh-Oleh
Kalau Anda tertarik membeli batik, maka salah satu tempat yang harus dituju adalah Mirota Batik. Disana kita bisa memilih beragam jenis batik mulai dari yang murah sampai mahal (baca: batik tulis sutra). Selain batik, Mirota juga menjual pernik-pernik kerajinan khas Yogya yang lain. Lokasinya pun cukup mudah dijangkau, sejurus dengan Malioboro atau di depan Pasar Beringharjo. Nah, kalau mau pilihan batik atau makanan atau pernik-pernik lucu yang lebih murah lagi, ya tinggal masuk saja ke Pasar Beringharjo :p
Satu lagi oleh-oleh yang wajib dibeli adalah bakpia. Menurut saya, rasa bakpia di Yogya rata-rata sih enak. Tetapi, yang lebih dikenal memang hanya ada beberapa seperti Bakpia Pathuk 25, 75 atau 77. Paling ramai sih yang 25, tetapi yang 75 atau 77 juga tidak kalah kok, tergantung selera saja.
Supaya lengkap, berikut adalah itinerary yang sempat saya buat. Ada jeda waktu antara hari ke-2 dan ke-3 yang saya isi dengan perjalanan ke Dieng, yang akan saya buat menjadi postingan terpisah. Selain itu, penginapan di Yogya juga tidak saya cantumkan karena kebetulan saya menginap di rumah kerabat :)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar