Hai D,
I’m using red lipstick
today. Seperti yang kubilang dahulu, pakai gincu warna merah itu membawa
keberuntungan buatku. Buktinya project-ku
terpilih sebagai yang terbaik di Asia dan bagian project management-nya akan dijadikan percontohan di seluruh cabang.
Put on some red lipstick and live a little.
Itu mottoku yang selalu kau komentari dengan penjelasan
ilmiah ala D. Kamu bilang warna merah itu artinya berani, jadi secara tidak
langsung memberikan semangat lebih, makanya aku jadi lebih percaya diri dan
akhirnya sukses. Terserahmu saja, D. Buatku, gincu merah berarti aku menjadi center of attention, dan aku suka itu.
Lalu semua perdebatan panjang kita kuputar ulang dari tempat
penyimpanan bernama memori. Kamu tidak pernah suka aku pakai gincu berwarna mencolok,
apalagi dipadukan dengan rok ketat selutut dan kemeja warna pastel. Katamu
dandananku itu akan membuatku menjadi pusat perhatian. Kamu tidak suka. Tapi
aku suka.
Apa kamu tahu, D? Sekarang pun aku masih berpenampilan
seperti itu. Bedanya, kadang aku merasa gerah menjadi pusat perhatian, terutama
pria hidung belang. Tidak ada lagi pria ganteng berwajah setengah bule dengan
postur tinggi yang akan cemberut dan cenderung menyembunyikanku di belakangnya,
menggenggam tanganku erat dan menarikku berjalan lebih cepat. Kadang aku sampai
tersandung karena memahai high heels.
Beauty isn’t about having a pretty face. It’s about having a pretty
mind, a pretty heart and a pretty soul.
Itu mottomu, D. Kamu bilang jatuh cinta padaku bukan hanya
karena wajah dan penampilan, tetapi karena pola pikirku yang sistematis dan
sifatku yang suka berkompetisi. Kamu bilang aku mampu mengimbangi sifatmu yang
idealis. Kamu juga bilang kalau aku sebenarnya baik hati walau punya karakter
tegas. Ahh..aku kangen kamu, D.
Aku masih merindumu.
-Lana-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar