Duh, sebetulnya berat sekali kalau harus menulis tentang UnitLink (UL). Apalagi sadar kalau produk ini adalah produk yang paling tidak direkomendasikan oleh para Financial Planner di Indonesia. Kenapa berat menulisnya? Karena kebetulan saya pernah bekerja selama >1,5 tahun di salah satu perusahaan asuransi yang katanya paling terkenal di US tetapi akhirnya tumbang juga karena krisis mortgage yang lalu. Hoho..tenang, saya bukan agen asuransi, jadi jangan menyerang saya ya :D
Fiuuhh..harus mulai darimana ya? Rasanya semua sudah dikupas tuntas sama Mas Akbar di blognya :p
Apa sih produk Unit Link? Singkatnya, Unit Link adalah produk asuransi yang menggabungkan layanan asuransi dan investasi sekaligus. Jadi, dengan menjadi pembeli produk UL, seseorang bisa mendapatkan 2 (dua) manfaat sekaligus yaitu perlindungan asuransi dan investasi. Namun, harus selalu diingat, dimana ada investasi pasti selalu ada risiko, walaupun penjualnya kali ini adalah perusahaan asuransi.
Paket ganda tersebut memang terlihat sangat menarik dari luar, apalagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang tidak mau repot belajar atau mencari informasi tambahan. Pertanyaan selanjutnya, kalau memang paketnya menarik, lalu mengapa para FP di Indonesia tidak merekomendasikan produk ini? Sebab berdasarkan hasil hitung-hitungan yang lebih cermat (tanyakan pada Mas Akbar atau tim AFC bagaimana cara menghitungnya, jangan pada saya karena saya bukan ahlinya :p) paket ini tidak bisa memberikan hasil maksimal. Analogi hasil maksimal yang dimaksud bisa dibaca di tulisan Mas Akbar kemudian yang lebih serius disini.
Menurut pendapat saya yang bukanlah siapa-siapa, tidak ada yang salah dengan produk ini. Saya juga tidak ingin terjebak dalam posisi saling menyalahkan antar pihak. Produk UL muncul dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dipadu dengan kultur masyarakat Indonesia yang tentu berbeda dengan di US, maka pasti akan ada banyak penyesuaian. Kalau dalam proses penjualannya masih belum sempurna, tentu wajar saja. Saya sebagai seorang yang pernah ada di dalam lingkaran perusahaan asuransi jiwa yang turut menjual produk ini meminta maaf kalau dalam proses penjualannya masih banyak yang tidak sempurna. Tapi, percayalah, merancang training UL dan membentuk agen handal yang paham sepenuhnya berbagai produk asuransi dan investasi di Indonesia sungguh tidak mudah.
Saya sebagai individu dan masyarakat awam juga perlu mengingatkan bahwa kita perlu melakukan introspeksi diri. Apakah kita sudah memiliki ilmu yang cukup untuk memutuskan suatu produk itu layak kita beli atau tidak? Kalau memang wawasan mengenai produk UL ini masih dirasa kurang, ya jangan dibeli dong. Prinsipnya: Uang Anda hanya Andalah yang berhak menentukan akan diapakan :p Coba lakukan riset atau tanya pada yang lebih ahli, baru kemudian memutuskan apakah produk UL ini memang pantas dibeli. Sekedar tips sebelum membeli produk asuransi atau investasi adalah:
1. Baca baik-baik polis atau prospektus atau apa pun informasi mengenainya.
2. Pahami syarat, ketentuan dan sistem produk yang ditawarkan.
3. Jangan ragu menolak dan gengsi bertanya kalau memang tidak mengerti.
Saya sendiri mengakui bahwa pernah membeli polis UL karena tidak enak kalau tidak beli :p Sekarang, setelah saya punya sedikit pengetahuan tentang UL pun, saya bertahan untuk tidak menutup polis saya. Padahal sudah jelas tidak akan maksimal untuk mewujudkan tujuan saya yang ingin mendapatkan return tinggi. Alasan saya mempertahankan polis UL itu semata karena emosional, saya pernah bekerja di perusahaan asuransi yang mengelolanya. Mau protes? Hehe..uangnya kan uang saya, jadi saya punya hak penuh menentukan apa yang akan saya lakukan, tentunya setelah dipikirkan segala risikonya :p
Ah ya, sekali lagi saya membuat tulisan serius begini karena memang masih ingin belajar lebih banyak di #KopdarAFC. Saya masih perlu belajar lebih dalam untuk menambah pemahaman mengenai kelebihan dan kekurangan produk UL ini, supaya saya bisa bersikap lebih bijaksana :D
Buat yang belum sempat hadir, mungkin bisa belajar dulu lewat blognya di www.aidilakbar.com atau follow twitter @AidilAkbar dan @FinCheckUp. Kalau mau mengikuti live tweet kopdarnya juga bisa, tinggal cari hashtag #KopdarAFC di twitter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar