Halaman

31 Jul 2013

Jung Kyung Ho's FanGirl

"Jadi FanGirl itu gampang, tapi susah dijalani."
  
Itu kata-kata teman dekat saya yang teringat-ingat terus sejak kemarin. Ya, kemarin saya curhat habis-habisan (sampai baterai smartphone beneran habis  :p) di LINE. Curhat apa? Tidak lain dan tidak bukan soal aktor kesayangan saya; Jung Kyung Ho.

Jadi, sejak saya menjadi penonton setia Heartless City (drama Korea), saya jadi die-hard-fans Jung Kyung Ho. Sebenarnya ini bukan pertama kali saya nge-fans aktor-aktor Korea. Dari dulu juga sudah banyak, ada Lee Jun Ki, Go Soo, sampai yang terbaru kemarin Choi Jin Hyuk. Tetapi, saya tidak pernah menjadi die-hard-fans.
Apa sih definisi die-hard-fans ? Kalau kamu senang banget sama seseorang, sampai rela digging informasi apa pun, terus ikutan sedih sampai menangis ketika tahu idola kamu kenapa-kenapa, atau bete ketika idola kamu --yang manusia juga-- itu punya pacar. Nah, itu berarti sudah nge-fans pakai hati -- sumpah, ini kata teman saya, bukan saya.
Katanya, itulah yang terjadi pada saya. Kemarin saya menangis, sedih, waktu baca artikel kalau Jung Kyung Ho menderita back pain --ada istilahnya tetapi maaf, saya lupa. Jung Kyung Ho ternyata mengalami kecelakaan saat pengambilan gambar drama Heartless CIty yang semua adegan action-nya tidak menggunakan stunt. Dengan alasan profesionalitas, Jung Kyung Ho berkeras menyelesaikan proses shooting sampai final episode walaupun selama itu harus menahan rasa sakit dengan painkiller.

Melihat aktingnya di Heartless CIty, saya yakin dia akan menjadi aktor yang baik. Bukan hanya terkenal, tetapi memang bisa berakting. Saya sempat memperhatikan portofolio drama/film yang dipilihnya, hampir semuanya pasti memiliki script atau sutradara yang baik. Saya juga sempat melihat video behind the scene dramanya, dan terungkaplah kalau kepribadian Jung Kyung Ho dalam kehidupan nyata itu cheerful, easy going dan ramah. Berkebalikan dengan perannya di Heartless City yang dingin dan sama sekali tidak pernah senyum.

Jadi, bagaimana seorang saya bisa menolak menjadi die-hard-fans Jung Kyung Ho? Anyway, nge-fans-nya saya ini pasti akan dianggap aneh sama orang-orang yang tidak pernah menjadi die-hard-fans. Pekerja kantoran yang (dulu pernah) menjadi ABG bisa mendadak jadi heboh (baca: nangis, gak mood kerja, pengen guling-gulingan) hanya karena idolanya sakit. Ehm..sounds weird but that's really happen to me :p
Sebenarnya saya tidak sabar menanti project Jung Kyung Ho selanjutnya. Tetapi, karena sakitnya itu, dia memutuskan untuk membatalkan semua aktivitas selama setengah tahun ke depan dan fokus menyembuhkan penyakitnya. Please rest, recover and come back with your new energy Jung Kyung Ho oppa. I'll be waiting for you. ^_^

Note: Tulisan ini dibuat sebagai bagian dari 'Ajakan Menulis Random Setiap Hari' yang digagas @byotenega.

14 Jul 2013

#ProyekMenulis: Kejutan Sebelum Ramadhan


Saya sebetulnya sudah lama menjadi pengikut @nulisbuku di twitter, tetapi memang selama ini lebih banyak pasif. Khusus #ProyekMenulis yang lalu adalah pengecualian, kebetulan saya punya waktu luang untuk menulis, jadilan saya ikut. 

Awalnya, saya hanya tertarik ikut menulis cerpen kategori kolaborasi karena saya tidak cukup percaya diri untuk mengirimkan karya saya pribadi. Cerpen kolaborasi adalah menulis cerpen bekerjasama dengan orang lain. Jadilah saya mencari partner, mulai dari ikut lomba cari partner menulis bersama Mbak Lala, sampai akhirnya coba-coba menyapa sesama penulis yang sedang mencari partner di twitter. Kemudian berkenalanlah saya dengan @ratridp dan @Hantukirei ; my official writing partners. Beruntungnya kami bertiga tinggal di Jakarta (atau Tangerang sih :p), jadi kemarin saat acara #NulisBukuClub di FX bisa ketemu langsung dan officially kenalan :D

Menurut info penyelenggara acara, jumlah cerpen yang masuk untuk kategori perseorangan dan kategori kolaborasi mencapai 800 buah. Tetapi, yang dibukukan hanya 200 buah saja. Sementara yang berhak jadi finalis terbaik hanya 17 dengan 1 pemenang terbaik. Saya sih sudah tidak berharap apa-apa mengingat ini pengalaman pertama. 

Alhamdulillah hasilnya ternyata di luar dugaan. Walaupun belum berhasil masuk jadi finalis terbaik, minimal cerpen saya lolos dibukukan. Cerpen kolaborasi saya yang berjudul 'Titik Nadir di Ujung Sya'ban' ternyata lolos dibukukan di Buku#3. Begitu pula dengan cerpen kategori perseorangan saya yang berjudul 'Life Begin at 30' lolos dibukukan di Buku#8. Kalau mau tahu versi lengkap siapa saja penulis-penulis yang karyanya dibukukan bisa dilihat selengkapnya DISINI.

Oh ya, yang paling penting, royalti hasil penjualan buku ini akan disumbangkan sepenuhnya ke panti asuhan anak-anak yatim piatu. Jadi, kalau ada niat beramal apalagi di bulan Ramadhan ini, jangan ragu untuk segera pesan bukunya ya ^_^

CARA PEMESANAN BUKU :

Silakan email ke alamat: admin@nulisbuku.comdengan subyek email: ‘BELI BUKU KEJUTAN SEBELUM RAMADHAN’ dan menyertakan nama lengkap, alamat, no hp dan judul bukunya. Lalu tunggu reply dari admin Nulisbuku.

Contoh isi email:
Nama: Motskee
Alamat: Jl. Maleo 13 JC 7/42 Tangerang 15229
No HP: 0812965xxxx
Judul buku dan jumlah :
1. Kejutan Sebelum Ramadhan, kategori: perseorangan, buku #8 --> 1 eksemplar
2. Kejutan Sebelum Ramadhan, kategori: kolaborasi, buku #3 --> 1 eksemplar 

Jadi, selamat memesan dan nantikan karya saya berikutnya ^_^

12 Jul 2013

7 Website Favoritku

Browsing sudah menjadi kewajiban yang harus saya lakukan setiap hari. Aktivitas pertama yang saya lakukan ketika PC kantor saya menyala adalah browsing. Mayoritas orang akan masuk ke situs berita (baca: kompas.com; detik.com, dll) untuk mengetahui kabar terbaru. Saya pun tak terkecuali. Tetapi, tentu saja saya juga punya situs-situs favorit yang lain. Coba kita lihat satu-satu :p

1. Dramabeans

Sejak saya menjadi penggemar drama Korea, situs ini menjadi referensi yang paling saya percaya. Situs yang sudah ada sejak 2007 (kalau saya tidak salah ingat) ini dirintis oleh javabeans, kemudian dibantu girlfriday. Saat ini, kontributornya ada beberapa orang dan mayoritas justru tidak tinggal di Korea. 

Informasi mengenai drama terbaru mulai dari sinopsis, calon pemain sampai jadwal tayang semuanya lengkap dibahas disini. Buat beberapa orang yang suka baca recap, saya paling suka cara bercerita di situs ini, ditambah dengan opini penulis-penulisnya yang cerdas (IMHO), kadang memuji tetapi sering 'nyinyir' juga :p Walaupun sempat sekali terkena lawsuit, tetapi tidak menjadi masalah berarti karena fans yang jumlahnya ribuan dan tersebar di berbagai negara bergerak cepat melindunginya.

Beberapa waktu lalu saya bahkan sempat 'kopdar' dengan beberapa pembaca setia dramabeans yang ada di Jakarta. Sayang, peminatnya masih malu-malu jadi tidak bisa berlanjut menjadi acara komunitas yang konsisten. Semoga suatu hari nanti (uhuk,kapan ya? :p) bisa menjadi salah satu komunitas yang oke :)

2. Fimela

Indonesian online fashion and lifestyle magazine. Itu adalah tagline yang diusung fimela. Saya berhenti menjadi pembaca majalah wanita konvensional (baca: majalah edisi cetak) sejak situs ini mulai ada. Fimela menyuguhkan editorial yang menarik menurut saya. Topik yang dibahas mengikuti tren, apalagi karena bentuknya digital jadi informasi yang berputar pun lebih cepat daripada majalah cetak. Informasi yang disampaikan mungkin tidak akan serinci dan selengkap majalah cetak, tetapi informasi awal buat saya sudah cukup. Kenapa? Karena pembaca majalah online seperti saya, biasanya cenderung gemar browsing (bahasa kerennya: lebih melek teknologi :p), jadi bisa mencari informasi rinci lainnya sendiri ^_^

3. Duduk Bersila

Blogger di Indonesia itu amat sangat banyak. Jumlahnya di Bloglovin saya bahkan >100 (sampai mabuk kadang-kadang bacanya :p). Tapi, tulisan mbakdos (nickname si penulis di dunia maya) tidak pernah gagal membuat saya merenung sejenak untuk meresapi isi tulisannya. Mungkin karena latar belakang penulis yang kebetulan dosen psikolog di salah satu universitas swasta di Jakarta, makanya cara berpikirnya cukup sistematis, logis dan tepat sasaran. Ssssttt..mbaknya ini sepertinya cantik lho, kalau baca liputannya (beberapa kali sempat masuk majalah) atau follow ocehan-ocehannya di twitter :p

4. Wanderbites

Saya diperkenalkan ke situs ini justru oleh suami saya. Saya dan suami termasuk pasangan yang doyan makan (lingkupnya masih di Jakarta sih, malah kalau perlu diperkecil lagi menjadi Jakarta Selatan area only :p), makanya kami selalu mencari referensi tempat makan asyik. Foodblogger sekarang juga jumlahnya banyak sekali. Tetapi, blog yang gaya bahasanya sesuai dengan selera saya, tidak banyak jumlahnya. Wanderbites bisa memberikan review yang simpel, tetapi tetap informatif, didukung profesi penulisnya sebagai foodphotograper sehingga mampu menampilkan foto berkualitas. Oh ya, saya sarankan jangan membaca situs ini saat lapar, dijamin bakal makin kelaparan :D

5. Yoris Sebastian

Nah, kalau ini saya yakin sebagian besar orang sudah tahu siapa. Saya memang mengidolakan Yoris, karena menurut saya caranya melihat sesuatu memang lain daripada yang lain. Saya sudah membaca semua bukunya, walaupun sampai sekarang masih terus belajar untuk bisa menerapkan ilmu-ilmunya yang (buat saya) tidak mudah. Seringnya saya tidak konsisten, jadi kembali lagi ke kebiasaan semula dan bermalas-malasan, tidak mau berpikir kreatif. Makanya, membaca tulisan Yoris mengenai berbagai hal dari sudut pandang yang tidak biasa, mengingatkan saya untuk selalu berpikir kreatif. Pekerjaan saya mungkin tidak menuntut sisi kreatif, tetapi (IMHO) pola berpikir kreatif itu penting dan bisa diterapkan di semua hal. Belajar berpikir kreatif paling tidak memberi kontribusi untuk memaksa saya berpikir kritis dalam pekerjaan.

6. Outside Seoul

Saya menemukan situs ini secara tidak sengaja.Tetapi, saya langsung jatuh cinta. Situs ini (lagi-lagi) membahas semua hal yang berkaitan dengan drama Korea. Bedanya, kalau kontributor dramabeans (sepertinya) memang orang Korea yang kebetulan tidak tinggal disana, pengelola situs ini justru seorang American yang menjadi fans kdrama. Membaca pembahasan kdrama dari sudut pandang an American is quite interesting. Amanda, begitu nama pengelolanya, banyak memberikan opini seputar kdrama yang menurut saya insightful. Saya memang penggemar kdrama tetapi jangan bayangkan saya seperti ABG kebanyakan yang hanya tergila-gila kegantengan para pemain prianya (walaupun iya juga sih kadang-kadang :p), tetapi saya lebih tertarik belajar lebih dalam mengenai industri kdrama itu sendiri. Dan tulisan-tulisan Amanda memberikan banyak informasi yang selama ini saya tidak tahu.
 
7. Traveling Cow

Lagi, saya menemukan situs ini secara tidak sengaja ketika saya browsing mengenai daftar toko yang menjual perlengkapan untuk traveling. Sejauh yang saya tahu, penulisnya bekerja sebagai seorang profesional yang memang 'banci pergi', seringnya bersama suaminya tetapi juga sering bersama teman atau keluarganya. Hebatnya, Mbak Vari ini sudah berkeliling ke banyak tempat, bukan hanya di Indonesia tetapi ke berbagai penjuru dunia. Sejujurnya saya iri, bagaimana dia bisa mengatur jadwal agar bisa bepergian tetapi tetap bekerja sebagai seorang profesional :p

Travel blogger itu juga banyak sekali jumlahnya. Tetapi, saya suka membaca tulisan Mbak Vari karena informatif dan gaya penceritaannya pas selera saya. Tidak hanya sisi bagusnya saja yang diulas, tetapi juga pengalaman-pengalaman kurang menyenangkan yang membuat saya lebih aware ketika saya memutuskan untuk mengunjungi tempat tersebut. Dia juga sering menjadi kontributor beberapa majalah travel dan buku traveling.

====================
Ok, website-website diatas adalah favorit saya. Website yang sesuai dengan selera saya. Ingin tahu juga sih, kira-kira apa ya website favoritmu? :p

4 Jul 2013

Kemegahan Ariah

Foto #ARIAH diambil dari sini
#ARIAH is awesome! Fantastic lighting and stage, amazing choreography and great music. The best colosal open stage performance.

Kira-kira begitulah tweet pujian saya untuk tim produser Matah Ati yang (menurut saya) sekali lagi sukses membawa seni pertunjukan dengan konsep baru di Indonesia. Saya masih ingat, tahun lalu ketika (akhirnya) saya berkesempatan menyaksikan Matah Ati di Teater Jakarta, saya dibuat terpukau dengan konsep panggung "miring" dan seni tari berbalut cerita Jawa yang tersaji apik. Jadi, ketika saya tahu tentang ARIAH, detik itu juga saya tahu bahwa saya pasti akan menyesal kalau sampai melewatkannya.

Berpikir untuk datang dan menghabiskan malam minggu di Monas, jelas bukan pilihan untuk saya yang sebenarnya tidak terlalu suka keramaian. Hal pertama yang terlintas di benak saya ketika tahu lokasinya di Monas, "Waduh, pasti macet nih parkirnya." Tetapi beruntunglah saya menemukan solusi lain yang patut saya syukuri. Alih-alih parkir di IRTI, seperti yang disarankan pemilik acara, saya memilih parkir di Wisma Antara. Dan benar saja, ketika saya jalan menuju dan pulang dari lokasi pertunjukan, macetnya bukan kepalang.

Dari sisi penceritaan, saya setuju dengan beberapa opini yang bertebaran di twitter. Ceritanya klise dan kurang menggigit. Kalau mau dibandingkan dengan Matah Ati, cerita Ariah seperti kurang riset dan hanya dibuat apa adanya. Tetapi, saya pun maklum, dengan durasi hanya 90 menit dan mengingat ini pertunjukan kolosal, tentu sulit untuk merangkai cerita yang 'padat berisi' sekaligus harus mudah dipahami oleh orang dari berbagai kalangan dengan beragam latar belakang suku, usia, pekerjaan dan pendidikan. Apalagi dari booklet yang saya baca, Ibu Atilah mempersiapkan pertunjukan ini hanya dalam waktu 5 bulan. Jadi, jangan bandingkan dengan Matah Ati yang dipersiapkan selama 2,5 tahun.

Terlepas dari cerita yang 'apa adanya', saya sebenarnya menyayangkan kenapa MC pembuka acara tidak memberikan perkenalan yang cukup. Maksud saya, biasanya hampir di seluruh pertunjukan drama tari musikal yang saya tonton, ada introduction atau garis besar cerita yang akan dipentaskan. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan ya supaya penonton paling tidak paham mengenai alur cerita. Kenapa? Karena tidak semua orang mau atau sempat membaca booklet yang dibagikan. Kalaupun berniat membaca, beberapa orang asing (seperti mas bule fotografer di sebelah saya) tidak paham bahasa Indonesia, yang kebetulan di booklet juga tidak ada versi bahasa Inggrisnya. Well, kalau event ini akan menjadi rutin dan bisa 'dijual' jadi obyek wisata baru, they must improve this :)
 
Catatan lainnya, ketika penampilan Tari Topeng oleh Ariah dan kawan-kawan yang seyogyanya mempertontonkan betapa memesonanya Ariah terasa kurang maksimal. Bahkan dari tempat saya duduk di kelas 1, yang katanya berjarak 50-60 meter dari panggung, formasi antarpenari masih terlalu dekat. Kurang renggang. Dan itu membuat gerakan Tari Topeng jadi kurang terekspos dengan baik. Bahkan suami saya yang (biasanya) tidak mengerti menonton tarian juga berkomentar hal yang sama. Sayang, padahal durasinya cukup lama.
 
Namun, saya harus memberikan apresiasi tertinggi kepada penata artistik pertunjukan ini, Jay Subiakto. Berkat kepiawaiannya panggung sebesar 70 x 48 m dengan tiga level ketinggian yaitu 3, 7 dan 10 meter benar-benar tampak megah di kaki Tugu Monas. Tidak cukup dengan komposisi panggung miring yang ribet, permainan lighting dan video mapping benar-benar membuat saya bangga bahwa Indonesia ternyata bisa membuat pertunjukan sehebat ini. Sempat juga sih terpikir, kira-kira berapa ribu watt listrik yang dikonsumsi untuk menghidupkan lampu sorot yang jumlahnya (tebakan saya sih) >10 buah? :p

Saya mungkin tidak bisa berkomentar terlalu banyak mengenai musik. Buat saya, 120 orang musisi bermain live adalah sesuatu yang luar biasa. Aransemen musiknya terdengar cukup pas di telinga saya walupun pada beberapa adegan sedih, nadanya terasa kurang improvisasi. Jadi, yang terdengar musik yang itu lagi dan lagi. But still, two thumbs up for Erwin Gutawa as an arranger.

Koreografi yang ditampilkan juga membuat saya kagum. Posisi mendek (lutut ditekuk, jadi setengah berdiri setengah jongkok) di panggung datar saja sudah cukup membuat capek, apalagi di panggung miring. Salut dengan stamina para penari, yang katanya jumlahnya mencapai 200 orang, karena menari di panggung miring sambil harus berlarian dari sisi panggung yang satu sampai ujung sisi yang lain pasti menghabiskan banyak energi.

Kalau ditanya desain pakaian para pemain, saya agak susah menjawab. Posisi penonton yang jauh dari panggung tidak memungkinkan memerhatikan detail pakaian, kecuali pakaian si saudagar kaya yang agak terlalu berlebihan. Menurut saya, daripada menggambarkan sosok saudagar yang kaya raya, jubah yang dipakai lebih mirip tokoh panglima perang dari Cina/Mongolia (lupa namanya jenderal siapa :p). My bad, please forgive my opinion :D

Sampai di bagian akhir pertunjukan. Jujur, ending adalah bagian yang paling mengecewakan. Buat saya, ending-nya antiklimaks atau tidak jelas bagaimana akhirnya sampai saya membaca sinopsis di booklet. Ditambah lagi (dan lagi), ketika para penari dan pemain muncul kembali satu per satu di panggung dengan maksud berpamitan, tidak ada MC yang menyebutkan nama-nama mereka. Penonton pun kebingungan dan bertanya-tanya, "Oh, show-nya sudah selesai ya?" Akibatnya, penonton bertepuk tangan setengah hati dan setelah saya tengok kanan-kiri hanya ada beberapa orang yang standing dengan maksud memberikan apreasiasi terbaik. Oh, tapi tenang, saya termasuk salah satu yang berdiri (awalnya hanya satu-satunya di deretan saya) dan akhirnya aksi saya diikuti beberapa penonton yang lain.

Overall, i enjoyed the show. Walaupun saya mengkritik disini dan disana, tetapi saya tetap terhibur. Terima kasih untuk produser Matah Ati yang sudah membuat pertunjukan yang lain daripada yang lain. Dan (dengan agak terpaksa karena saya tidak suka memihak) saya menyampaikan terima kasih kepada Pak Jokowi yang sudah memungkinkan digelarnya pertunjukan ini. Love it! ^_^

3 Jul 2013

Saya, Kamu, dan Dia

Saya senang dengan segala sesuatu yang serba rapi dan teratur. Itu sebabnya saya selalu menyusun pakaian sesuai dengan warna dan jenisnya. Supaya enak dilihat dan mudah diambil.

Saya tidak suka ribut-ribut. Saya hanya ingin hidup tenang. Dan itu tercermin dari warna kesukaan saya. Beige. Warna yang melambangkan keteduhan.

Sejak saya menjadi mahasiswa perantauan di Singapura, roti berlapis selai srikaya yang tebal adalah sarapan wajib bagi saya. Manisnya selai srikaya seolah-olah menjadi pemberi energi yang luar biasa hebat buat saya.

Sebelumnya, saya tidak pernah punya film favorit. Tetapi, menonton DVD Serendipity bersama kamu, walau diawali ketidaksengajaan, adalah hal yang tidak mungkin saya lupakan. Lalu, jadilah Serendipity menjadi film favorit kita sepanjang masa.

Merokok dan menghabiskan dua cangkir espresso adalah pelampiasan saya untuk melepaskan penat di tengah jadwal kuliah yang padat. Lalu kamu yang mengaku tak bisa jauh dari saya, jadi mengikuti kebiasaan saya.

Sherlock Holmes adalah tokoh favorit saya. Di waktu senggang, saya akan menyeret kamu ke Brasbasah Road untuk mencari semua buku tentang Sherlock. Kamu tidak suka membaca buku, apalagi cerita detektif. Terlalu berat, katamu. Tapi, demi saya, kamu selalu ikut membelinya, dengan janji akan mencoba membaca supaya bisa berdiskusi bersama.

Besok kamu pulang.

Seharusnya, setelah beberapa minggu tidak bertemu, saya rindu kamu. Seharusnya, kita bisa saling bertukar cerita. Seharusnya, kita bisa pergi ke bioskop bersama atau sekedar menghabiskan waktu di kafe. Seharusnya..

Tetapi, saya tidak lagi rindu kamu. Kamu tidak pernah ada di samping saya ketika saya harus presentasi materi pemasaran regional ke kantor pusat di Hongkong. Kamu tidak pernah tahu ketika saya depresi karena ketatnya kompetisi di kantor. Kamu tidak pernah bisa saya ajak berdiskusi untuk menentukan esktrakurikuler apa yang cocok buat anak semata wayang kita. Dan kamu tidak pernah ada ketika lelah melanda dan saya butuh dimanja.

Beruntungnya, ada yang lain yang selalu menemani saya sekarang. Hingga kealpaanmu terlupakan.

Saya merindukan sosok yang lain.

Dan saya tahu, kamu juga punya sosok yang lain.


Note:
1. Mohon maaf karena postingan ini sempat terhapus, jadi komentarnya juga ikut terhapus.
2. Cerita ini sebenarnya sebenarnya adalah cerita balasan dari sayembara Be My Duet Partner yang digagas Lala Purwono. Saya sarankan kamu membaca cerpen pertamanya 'Kamu. Kebiasaanmu' supaya bisa mendapatkan gambaran cerita yang lebih utuh.
3. Saya tidak menang menjadi partner nulisnya Mbak Lala, tetapi saya senang karena setidaknya saya bisa tetap menulis menambah postingan di blog ini. Jadi, jangan kapok mampir ya :p