Halaman

3 Jul 2013

Saya, Kamu, dan Dia

Saya senang dengan segala sesuatu yang serba rapi dan teratur. Itu sebabnya saya selalu menyusun pakaian sesuai dengan warna dan jenisnya. Supaya enak dilihat dan mudah diambil.

Saya tidak suka ribut-ribut. Saya hanya ingin hidup tenang. Dan itu tercermin dari warna kesukaan saya. Beige. Warna yang melambangkan keteduhan.

Sejak saya menjadi mahasiswa perantauan di Singapura, roti berlapis selai srikaya yang tebal adalah sarapan wajib bagi saya. Manisnya selai srikaya seolah-olah menjadi pemberi energi yang luar biasa hebat buat saya.

Sebelumnya, saya tidak pernah punya film favorit. Tetapi, menonton DVD Serendipity bersama kamu, walau diawali ketidaksengajaan, adalah hal yang tidak mungkin saya lupakan. Lalu, jadilah Serendipity menjadi film favorit kita sepanjang masa.

Merokok dan menghabiskan dua cangkir espresso adalah pelampiasan saya untuk melepaskan penat di tengah jadwal kuliah yang padat. Lalu kamu yang mengaku tak bisa jauh dari saya, jadi mengikuti kebiasaan saya.

Sherlock Holmes adalah tokoh favorit saya. Di waktu senggang, saya akan menyeret kamu ke Brasbasah Road untuk mencari semua buku tentang Sherlock. Kamu tidak suka membaca buku, apalagi cerita detektif. Terlalu berat, katamu. Tapi, demi saya, kamu selalu ikut membelinya, dengan janji akan mencoba membaca supaya bisa berdiskusi bersama.

Besok kamu pulang.

Seharusnya, setelah beberapa minggu tidak bertemu, saya rindu kamu. Seharusnya, kita bisa saling bertukar cerita. Seharusnya, kita bisa pergi ke bioskop bersama atau sekedar menghabiskan waktu di kafe. Seharusnya..

Tetapi, saya tidak lagi rindu kamu. Kamu tidak pernah ada di samping saya ketika saya harus presentasi materi pemasaran regional ke kantor pusat di Hongkong. Kamu tidak pernah tahu ketika saya depresi karena ketatnya kompetisi di kantor. Kamu tidak pernah bisa saya ajak berdiskusi untuk menentukan esktrakurikuler apa yang cocok buat anak semata wayang kita. Dan kamu tidak pernah ada ketika lelah melanda dan saya butuh dimanja.

Beruntungnya, ada yang lain yang selalu menemani saya sekarang. Hingga kealpaanmu terlupakan.

Saya merindukan sosok yang lain.

Dan saya tahu, kamu juga punya sosok yang lain.


Note:
1. Mohon maaf karena postingan ini sempat terhapus, jadi komentarnya juga ikut terhapus.
2. Cerita ini sebenarnya sebenarnya adalah cerita balasan dari sayembara Be My Duet Partner yang digagas Lala Purwono. Saya sarankan kamu membaca cerpen pertamanya 'Kamu. Kebiasaanmu' supaya bisa mendapatkan gambaran cerita yang lebih utuh.
3. Saya tidak menang menjadi partner nulisnya Mbak Lala, tetapi saya senang karena setidaknya saya bisa tetap menulis menambah postingan di blog ini. Jadi, jangan kapok mampir ya :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar