Halaman

2 Jun 2010

Kopdar AFC 1 : ReksaDana

it's not about how much money you earn, it's about how much money you can save and invest monthly that make you rich. - AFCTips 123 -

Hari Rabu tanggal 26 Mei 2010 pukul 19.00 WIB (mulainya telat sedikit sih :p), alhamdulillah saya berhasil ikutan acara “Kopdar Financial Planner bersama Aidil Akbar” di daerah Senopati. Mestakung juga baik hari itu karena walaupun langit sudah gelap pertanda akan turun hujan, jalanan masih juga bersahabat karena lancar jaya. Senang? Sudah pasti, acaranya dikemas serius tapi santai, dan Mas Akbar ternyata juga pembicara yang sangat baik jadi bisa menghidupkan suasana. Tambah ilmu? Sudah pasti, kalau selama ini hanya membaca blog, versi live-nya jelas jauh lebih seru, yang tidak datang pasti rugi deh (hehe..bikin iri dikit ah :p).

Topik kopdar kali ini tentang reksadana, salah satu instrumen investasi yang katanya FinPlan sih patut dilirik :p Tetapi, sebelum loncat kesana, saya ingin mengingatkan lagi tentang prinsip dasar investasi. Pertama, produk investasi itu tidak dijamin, artinya kita harus siap menanggung sendiri risiko apa pun yang terjadi baik itu untung, rugi atau bahkan hanya impas. Kedua, produk investasi selalu mengandung faktor risiko. Biasanya, semakin tinggi hasil investasi yang akan didapat, semakin tinggi juga risikonya. Bahkan investasi dengan tingkat risiko paling kecil sekali pun, seperti menabung di celengan, tetap ada risiko hilang dibawa maling kan. Jadi, sebelum mulai berinvestasi, siapkanlah mental bahwa tidak ada investasi yang aman. Saran saya pilihlah investasi dengan tingkat risiko yang paling sesuai dengan profil kita.

Saya tidak akan menjabarkan ulang mengenai pengertian reksadana, tapi bagi yang masih penasaran bisa dilihat di blognya Aidil Akbar dan wikipedia. Secara umum, reksadana terbagi menjadi 3 yaitu reksadana terbuka, reksadana indeks dan reksadana terproteksi. Jenis yang paling umum, paling banyak ditawarkan dan mudah direalisasikan adalah reksadana terbuka, yaitu reksadana yang dapat dijual dan dibeli kapan saja. Tidak berhenti hanya sampai disitu, reksadana terbuka bisa dibedakan lagi menjadi 4 macam tergantung dari penempatan dananya. Untuk mempermudah, saya coba merangkum perbedaannya pada tabel berikut.

Berkat kopdar ini juga, akhirnya pertanyaan saya mengenai apa bedanya berinvestasi pada reksadana saham dengan membeli saham terjawab. Pertama, melalui reksadana, dana yang diperlukan untuk memulai investasi lebih kecil dan bisa langsung terdiversifikasi penempatannya. Sementara untuk membeli saham diperlukan biaya lebih besar bila ingin membeli beberapa macam saham yang berbeda-beda. Catatan penting dari Kopdar AFC: untuk mendapatkan hasil yang optimal sebaiknya kita mendiversifikasi penempatan saham ke 10 jenis. Kedua, berinvestasi di reksadana jauh lebih mudah karena kita hanya perlu mencari reksadana apa yang bagus (bisa dilihat dari prospektus dan fund fact sheet), selanjutnya masalah pengelolaan bisa akan menjadi tanggung jawab manajer investasi. Bila membeli saham, sebaiknya kita memiliki pemahaman yang mendalam karena seluruh aspek seperti technical/fundamental analysis (duh, percaya deh bagian yang ini saya juga gak ngerti :p) sebab kitalah yang menjadi manajer investasi atas saham yang kita beli. Bingung? Hehe, saya juga kok, pokoknya saya dan suami bersepakat bahwa segala pengelolaan reksadana (insyaAllah dalam waktu dekat bisa terwujud) akan menjadi tanggung jawab saya, sementara investasi saham itu urusan suami saya yang lebih punya kompetensi (ya iyalah, kalau nggak buang aja tuh ijazah S2 Finance-nya hehe :p)

Jadi, mudah-mudahan cerita saya bermanfaat dan mulailah berinvestasi dari sekarang. Oh ya, kalau mau dapat update lebih lengkap lagi bisa dipantau twitter @AidilAkbar atau @FinCheckUp atau di website www.akbarfinancialcheckup.com atau www.aidilakbar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar