Halaman

25 Okt 2012

Perih

Pendar lampu kota berkilauan. Berebut menerangi sekitar, melawan pekatnya malam. Berusaha menerangi jiwa yang mungkin kelam.

Sekali ini kamu memberikan perih. Hingga aku diam-diam merintih. Membuat sukmaku seperti ingin terbang. Melanglang.

Tahukah kamu? Aku merana. Ribuan detik telah berlalu. Tapi perihnya tetap tak mau pergi. Entah bagaimana lagi agar aku bisa bertahan.

Aku masih tak mampu berkata. Merasakan pedih. Menyerap lara. Menghisap marah. Mengawangkan sikap. Memimpikan langkah.

Tahukah kamu? Aku tidak membencimu yang telah memberikan pedih di hati. Aku juga tidak memendam dendam. Tapi aku tak bisa bilang, aku sudah memaafkan.

sent from @motskee BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar