Halaman

6 Okt 2013

[IRRC2013 #6] Book Review: Runaway Ran


RUNAWAY RAN yang ditulis Mia Arsjad adalah novel digital pertama yang saya beli melalui gramediana. Dulu sekali saya sudah pernah membaca novel Mia yang lain: DILEMA. Tetapi, hanya itu saja yang saya baca karena buku lainnya kebanyakan bergenre teenlit yang sudah tidak cocok untuk saya.

Biasanya saya selalu jatuh cinta dengan tokoh pria di novel yang digambarkan kaya, ganteng dan baik hati. Khusus di novel ini, saya justru jatuh cinta dengan karakter KATRINA. She's just so women! :p Karakternya menggambarkan sebagian besar wanita metropolitan yang jarang (bahkan hampir tidak pernah) merasakan susah, cenderung manja, hobi belanja, ke salon dan nongkrong di kafe. Walaupun bisa dibilang gaul, tetapi Katrina tidak kebablasan, dia masih memegang teguh prinsip-prinsip ketimuran. Dia juga baik hati, bijaksana dan loyal kepada sahabat. Oke, rasanya semua pujian buat Katrin sudah saya sebutkan.

Bagaimana dengan tokoh prianya? J.F. RAN digambarkan sebagai pria yang ganteng, kaya dan populer. Ya, Ran memang termasuk public figure, tetapi tidak charming. Ran pada dasarnya orang baik, dengan caranya sendiri. Buat orang yang tidak terlalu dekat dengan Ran, dia akan bersikap sinis dan tertutup. Walaupun sebenarnya ada alasan kenapa dia bersikap dingin pada hampir semua orang.

Selain kedua tokoh diatas, ada banyak tokoh lain yang muncul. Yang paling menonjol adalah VIANA, sang public enemy. Lalu ada dua sahabat dekat Katrin, yaitu Alya dan Ina. Mereka bertiga ini kalau sudah kumpul ramainya luar biasa. Jangan salah, yang bisa bergosip bukan hanya wanita. Ran ternyata juga punya tiga orang teman dekat yang semuanya unik, yaitu Gatot, Herman dan Iman. Tetapi, semua keseruan di buku ini rasanya belum cukup kalau tidak ada tokoh Adit.

Walaupun karakter dan interaksi antartokoh seru dan ramai, sebenarnya saya sempat merasa bosan juga. Sampai setengah buku bagian pertama, belum ada konflik yang muncul. Hanya cerita narasi dan teka-teki di sana-sini. Konfliknya terasa kurang menggigit. Akibatnya, penyelesaian konfliknya terasa terburu-buru, terutama kisah hubungan Katrina dan Ran. Ending-nya sih tidak masalah, tetapi proses menuju ending itu yang kurang smooth.

Beberapa bagian juga terasa aneh. Misalnya, sebelumnya diceritakan kalau Ran punya abang, tetapi sampai akhir bahkan di saat-saat kritis sang ibu, tokoh abang ini justru tidak muncul, padahal kerabat lainnya lengkap. Saya juga masih menemukan beberapa typo, walaupun tidak sampai mengganggu.

Overall, saya tetap suka novel ini. Dialognya lucu dan membuat saya jadi senyum-senyum sendiri bacanya. Cover-nya juga unik, cocok dengan isi ceritanya. Selain itu, Mia banyak menyelipkan nasihat-nasihat hidup yang patut kita renungkan, tanpa harus merasa digurui. Runaway Ran recommended buat yang sedang butuh bacaan metropolitan khas metropop.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar