Halaman

1 Feb 2014

Dear Angel

Dear Angel,

Ini adalah surat pertamaku untukmu. Ketika aku akhirnya memilih melayangkan surat ini, sungguh aku sedang rindu. Ada banyak momen yang telah kita lewati bersama selama hampir tiga tahun. Kata orang, seiring berjalannya waktu memori itu terkikis. Aku tidak mampu merekam semua momen kita, tetapi aku berharap memorinya tidak lekang oleh waktu.

Aku masih ingat, ketika kamu pertama kali datang. Dalam hati aku membatin, anak ini cantik dan supel, khas orang-orang yang berkecimpung di dunia Marketing Communication. Sementara aku, hanya seorang Analyst yang setiap hari disibukkan dengan ribuan data dan angka di spreadsheet. Kamu seringkali sibuk bernegosiasi dengan banyak orang, sementara aku adalah orang yang hanya berbicara seperlunya. Aku cenderung serius, kamu cenderung santai. Karakter pekerjaan yang bagai bumi dan langit membuatku skeptis bahwa kita bisa menjadi teman dekat.

Kalau beda karakter pekerjaan belum cukup, aku masih punya segudang perbedaan antara kita. Kita mulai dari perbedaan etnis. Kalau kamu merayakan Imlek, aku dibesarkan dengan budaya Jawa yang amat kental. Di saat aku merayakan Lebaran, kamu merayakan Natal. Kita tidak pernah punya almamater yang sama. Tidak juga berasal dari jurusan pendidikan yang sama. Aku hobi membaca novel, sementara kamu jarang sekali menyentuh buku. Di saat aku bersemangat mengotak-atik gadget, kamu hanya menganggapnya sebagai sekedar barang untuk digunakan. Bahkan, setelah aku ingat-ingat, kita pun lahir di tahun yang berbeda, usiamu lebih muda daripada aku.

Tapi kenyataan kadang berbeda dengan logika. Kamu yang kupikir tidak mungkin menjadi teman dekat, ternyata menjadi sahabatku di kantor. Tetangga kubikel yang lebih dari sekedar menyenangkan. Orang yang membuatku bersemangat pergi ke kantor setiap pagi. Tempatku berbagi cerita tanpa batas. Mungkin tidak semua ceritaku bisa kau mengerti, tapi tetap saja aku membaginya denganmu. Kamu juga orang pertama yang akan memelukku dengan tulus ketika aku bersedih dan menangis. Saling menyemangati saat beban pekerjaan membuat kita jenuh.

Sayang, jalan yang kita pilih tidak bisa selalu sama. Sekarang, kita sudah berpisah. Aku tidak lagi ada di sisimu secara fisik. Tapi, aku janji, kamu selalu punya tempat istimewa di hatiku. Walau aku tidak selalu menyapamu di social media atau menanyakan kabarmu melalui telepon pintar, aku selalu mengingatmu. Seperti hari ini. Melalui surat ini. I LOVE YOU.

With Love,
motskee

#30HariMenulisSuratCinta by PosCinta Hari ke-1


1 komentar: