Halaman

2 Feb 2014

Terbang Lebih Tinggi

Dear Iben,

Apa kabar? Kudengar. Oops..maaf, kulihat dari profil Linkedin-mu sekarang kau tidak lagi bermukim di Indonesia. Kau baru saja dipromosikan dan kini mungkin kau sedang menikmati indahnya kota Paris. Kota yang katanya eksotis. Hei, aku belum pernah kesana, jadi mana kutahu seberapa mengagumkannya kota itu.

Suatu waktu di masa lampau, aku meminta tanda tanganmu karena kau ternyata teman main salah satu mbak kosku. Ya, entah kenapa aku terjebak menjalani ospek bodoh di tempat kosku. Tapi tak apa, disitulah aku pertama mengenalmu, yang ternyata senior satu jurusan. Cara perkenalan kita sebenarnya memalukan dan membuatku tampak bodoh, jadi mari kita lupakan saja.

Sempat aku berharap kau akan menjadi salah satu asisten dosenku. Sayang, tak pernah kesampaian. Hingga suatu ketika, tanpa sengaja, kita berdua sama-sama terlibat dalam kepanitiaan salah satu acara seni di jurusan. Lalu dimulailah keakraban itu. Kita jadi sering bertukar cerita. Koreksi. Berdebat lebih tepatnya. Sejak itu aku tahu, kau seorang yang cerdas dan visioner. Walaupun seringkali sikap temperamentalmu membuat orang takut mendekat, tapi aku yakin, kau akan menjadi pemimpin yang kuat dan penuh ide kreatif. Lihat sekarang, ramalanku tidak pernah salah.

Sesudah kau lulus, aku kehilangan jejakmu. Tapi hidup akrab dengan kebetulan. Aku sudah sepenuhnya lupa padamu ketika kita kebetulan bertemu lagi. Kembali akrab walau hanya sesaat. Kau selalu terbang lebih tinggi dengan cepat sampai langkahku tak mampu mengimbangi.

Tanpa kusadari, kau adalah panutanku. Kau yang mengajariku definisi mimpi. Kau juga yang mengajariku caranya menikmati hidup. Menikmati pertandingan basket antar jurusan, aktif di berbagai kepanitian, siaran di radio kampus hingga dini hari, hanyalah sarana yang mempertemukan kau dan aku. Tanpa kausadari, aku selalu berusaha mencari kabar keberadaanmu dan sepak terjangmu.

Kini, aku berkantor di gedung yang pernah memberikanmu beasiswa master. Nama gedung yang terkenal sekaligus tempatmu mencatatkan ide-ide kreatifmu.

Seandainya masih ada kesempatan, aku ingin sekali lagi bertemu denganmu. Dan sekali ini, aku ingin kau benar-benar menjadi mentorku. Karena aku masih ingin terbang lebih tinggi.

Seandainya..

-motskee-

#30HariMenulisSuratCinta by PosCinta Hari ke-2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar